Perencanaan Sistem Drainase Di Kota Kefamenanu (Studi Kasus : Kelurahan Kefamenanu Tengah Dan Kefamenanu Selatan)
Main Article Content
Abstract
Perkembangan pembangunan pada suatu kawasan mengakibatkan lahan kosong untuk meresapkan air secara alami akan semakin berkurang karena permukaan tanah yang tertutup oleh aspal dan pemukiman ditambah dengan kondisi sistem drainase yang buruk akan menambah kelebihan air yang tidak terbuang. Kelurahan Kefamenanu Tengah dan Kefamenanu Selatan menjadi pusat aktivitas dan kegiatan ekonomi masyarakat di Kota Kefamenanu. Perkembangan sarana dan prasarana pada kedua wilayah tersebut menimbulkan permasalahan mengenai genangan air. Hasil penelitian curah hujan digunakan kala ulang 2 tahun sebesar 68,961mm dan saluran yang direncanakan berjumlah 68 saluran berbentuk persegi. Berdasarkan pemilihan alternatif maka 44 saluran dipertahankan dimensinya, 5 saluran diubah dimensi dan dikombinasikan dengan sumur resapan serta 19 saluran direncanakan baru. Dimensi saluran rata-rata b=0,82m, h=0,86m, 16 gorong-gorong dengan diameter rata-rata 0,68m dan 12 Bak penampung rata-rata b=0,60m dan h=1,30m. Sumur resapan direncanakan pada 74 bangunan dengan diameter 1,0m yang dibuat dalam 2 tipe yaitu Tunggal(< 1,5m) dan Paralel (>1,5m).
Kata kunci : Sistem Drainase, Debit Rencana, Debit Eksisting, Sumur Resapan
Article Details
References
Edisono, S, dkk. 1997. Drainase Perkotaan. Gunadarma. Jakarta.
Hasmar H. A. 2012. Drainase Terapan. UII Press. Yogyakarta.
Kemen PU. 2011. Tata Cara Perencanaan Sistem Drainase Perkotaan. SNI Jakarta.
Kusnaedi. 2011. Sumur Resapan Untuk Pemukiman Perkotaan dan Perdesaan. Penebar Swadaya – Jakarta.
Pena, C. 2016. Pemanfaatan Sumur Resapan dalam Meminimalisir Genangan Air (Studi Kasus : Depan SMAN 1 Kupang). Kupang : Universitas Nusa Cendana.
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan. Andi. Yogyakarta
Wesli. 2008. Drainase Perkotaan. Cetakan Pertama. Yogyakarta. Penerbit: Graha.